Aflah – Indonesia – Bagi seorang peternak sapi terutama breeder, mendapatkan keuntungan dari lahirnya anakan pedet merupakan suatu tujuan. Dalam prakteknya tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan dan memastikan optimalisasi fertilitas ternak yang dimiliki yakni dengan melakukan deteksi birahi secara akurat, sebab deteksi birahi yang jelek merupakan alasan utama tertundanya kebuntingan pada sapi. Bagi peternak yang sudah lama bergelut di dunia ternak sapi, pasti sudah hafal dengan karakteristik dan perubahan tingkah laku pada sapi birahi, namun untuk peternak pemula sering kali mengalami kesulitan untuk mengenali tanda-tanda birahi pada ternak sapinya. Berikut kami coba rangkum dalam artikel ini.
Tanda-tanda birahi biasanya dapat bervariasi antar individu sapi dalam satu kelompok. Manifestasinya cenderung lebih tampak pada sapi dara daripada sapi indukan. Namun tanda birahi yang paling bisa diandalkan pada sapi dara maupun indukan adalah sapi betina diam/tidak bergerak saat dinaiki oleh sapi yang lain. Betina yang tidak sedang megalami kondisi estrus biasanya cenderung tidak mau untuk dinaiki.
Pada saat memasuki masa estrus, sapi akan cenderung gelisah dan terlihat menjilati dan mengendus bagian belakang sapi lain. Kadang-kadang juga terdapat tanda-tanda discharge (leleran) dari vulva yang berupa mucus transparant yang sangat elastis sehingga terlihat menggantung pada vulva. Pada vulva juga bisa terlihat bengkak dan memerah, serta suhunya juga mengalami kenaikan. Ekor sapi biasanya sedikit ditegakkan dan bulu di pangkal ekor terlihat lebih kusut dan kotor karena sapi pada satu kandang umbaran biasanya saling menaiki satu sama lain.
Klik juga : CARA MEMILIH SAPI BAKALAN YANG BAIK
Pada hari kedua dari dimulainya estrus, sering kali terdapat leleran vulva berupa mucus berwarna putih kekuningan yang mengandung banyak sel leukosit neutrophil dari uterus, kadang-kadang namun tidak selalu, leleran juga disertai warna sedikit kemerahan yang berasal daerah karunkula di dalam uterus. Selama masa estrus, bagian epitel dari vagina mengalami penebalan akibat dari pertumbuhan dan pembelahan sel-sel yang berbentuk kubus di bagian permukaannya.
Pada saat estrus, di saluran reproduksi betina terdapat beberapa perubahan sesuai dengan periode estrus yang dibagi menjadi beberapa tahapan yakni:
1. Proestrus
Pada periode proestrus maka uterus mengalami peningkatan suplai darah dan cairan mucus mulai terakumulasi di dalam lumen uterus 3 hari menjelang ovulasi.
2. Estrus
Pada kondisi ini sel sel endometrium mengalami penebalan hingga 2,5 kali dari volume normalnya akibat dari pengaruh hormon estrogen. Di bagian ovarium terdapat folikel yang sudah matang yang akan bertahan selama 12 jam setelah tanda tanda perubahan perilaku sapi (menaiki sapi lain).
3. Metestrus
Periode ini dimulai setelah terjadinya ovulasi, dan ovarium mulai membentuk Corpus Luteum (CL) yang masih berukuran kecil namun berisi cairan.
4. Diestrus
Selama masa diestrus, uterus berubah menjadi homogenous. Cairan di dalam uterus menjadi sedikit bahkan tidak ada. Korpus luteun juga menjadi lebih besar dan tidak mengandung cairan, dan hal ini juga menandakan berakhirnya satu siklus birahi pada saluran reproduksi betina.