Aflah Indonesia – Anak dapat mengalami beberapa batuk beberapa kali dalam setahun. Tak sekadar batuk ada akibat masuk angin atau flu, ada beberapa batuk yang perlu Anda waspadai. Beberapa jenis batuk menunjukkan sesuatu yang lebih serius. Parents memberi panduan beberapa jenis batu yang anak rasakan dan cara menanganinya:
1. Batuk menggonggong
Contents
Anak tidur dengan hidung tersumbat namun nyenyak selama beberapa jam. Tiba-tiba, anak batuk dengan bunyi mirip gonggongan dan sulit bernapas.
Penyebab: Croup, penyakit akibat virus yang menyebabkan peradangan di laring (kotak suara) dan trakea (batang tenggorokan). Batuk ini biasanya menyerang anak-anak usia enam bulan hingga tiga tahun.
Gejala batuk biasanya membaik pada siang hari tetapi akan berulang pada malam hari. Anak mungkin juga mengeluarkan suara siulan bernada tinggi (disebut stridor) ketika ia menarik napas. Beberapa anak cenderung mengalami croup setiap kali mereka pilek.
Cara membantu: Saat anak batuk, selimuti atau nyalakan shower air panas dan duduk 15-20 menit untuk mengendurkan saluran udara.
Udara hangat dan lembap membantunya bernapas. Segera ke dokter jika anak benar-benar mengalami kesulitan bernapas atau jika ia memiliki stridor yang memburuk dengan setiap napas atau berlangsung selama lebih dari lima menit.
2. Batuk berdahak
Batuk anak terdengar berlendir, dan ia mengalami hidung meler, sakit tenggorokan, mata berair, dan nafsu makan yang buruk.
Penyebab: Pilek yang dapat berlangsung selama satu hingga dua minggu. Anak-anak mengalami pilek 6-10 kali dalam setahun,
Cara membantu: Karena disebabkan virus, antibiotik tidak akan membantu. Namun jika ingusnya berwarna hijau terus menerus dan demam, ia mungkin mengembangkan infeksi bakteri.
Jika anak terlalu muda untuk mengeluarkan ingus, gunakan obat tetes hidung salin untuk membantu membersihkan lendir Menghangatkan tubuhnya dan mandi air hangat juga bisa membantu.
3. Batuk kering di malam hari
Anak mungkin juga mengalami batuk yang mengganggu dan sepanjang musim dingin. Semakin buruk setiap malam dan setiap kali dia berlari-lari.
Penyebab: Asma yaitu kondisi kronis di mana saluran udara di paru-paru meradang dan menyempit, sehingga menghasilkan lendir berlebih. Meskipun orang tua sering berpikir bahwa mengi adalah tanda utama asma, batuk terutama pada malam hari.
“Lendir di paru-paru menciptakan sedikit gelitik, yang membuat anak-anak batuk,” jelas asisten profesor pediatri di Cleveland Clinic Children’s Hospital Debbie Lonzer. Tanda peringatan lainnya termasuk batuk dipicu oleh olahraga, alergi, pilek, atau udara dingin.
Cara membantu: Temui dokter jika mencurigai anak asma. Anak usia 5-6 tahun umumnya meniup tabung untuk menguji fungsi paru-paru.
Pada anak lebih muda dokter biasanya mengandalkan pemeriksaan dan laporan orang tua tentang pola gejala dan riwayat keluarga alergi atau asma.
Anak-anak dengan kasus ringan dapat minum obat bronkodilator inhalasi selama serangan, sementara anak-anak dengan asma sedang hingga berat juga memerlukan obat pencegahan harian.
4. Batuk yang menyakitkan
Anak dapat mengalami batuk yang lemah dan serak, disertai serta demam tinggi dan nyeri otot.
Penyebab: Influenza, atau dikenal sebagai flu, penyakit virus yang menyerang sistem pernapasan. Flu memiliki masa inkubasi yang lama pada anak-anak, sehingga mereka dapat menularkan kepada orang lain beberapa hari sebelum benar-benar merasa sakit.
“Saat bersin, anak bisa menyebarkan virus melintasi seluruh ruangan,” kata Lonzer.
Cara membantu: Beri dia banyak cairan, juga asetaminofen atau ibuprofen pada anak-anak usia lebih dari enam bulan. Beri vaksin flu.
5. Batuk serak dan tersengal
Si kecil menderita flu selama beberapa hari, dan sekarang batuknya bersuara serak. Dia tampaknya bernapas dengan cepat dan sangat rewel.
Penyebab: Bronchiolitis, infeksi bronkiolus, saluran udara terkecil di paru-paru. Ketika mereka membengkak dan penuh dengan lendir, sulit bagi seorang anak untuk bernapas.
Penyebab paling umum adalah virus syncytial pernapasan (RSV). Bronchiolitis paling sering menyerang bayi muda selama bulan-bulan musim dingin.
Cara membantu: Hubungi dokter anak segera jika anak mengalami kesulitan bernapas atau minum. Dokter dapat mendiagnosis bronchiolitis dengan pemeriksaan fisik dan riwayat menyeluruh.
Dorong anak Anda untuk beristirahat dan minum banyak cairan. Dalam kasus yang serius, seorang anak mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk menerima oksigen, cairan, atau obat-obatan.
Klik juga : Kartu Keluarga
6. Batuk rejan
Anak yang menderita pilek lebih dari seminggu dan batuk kadang akan batuk lebih dari 20 kali dalam satu napas. Di antara batuk, anak kesulitan bernapas dan mengeluarkan suara rejan saat bernapas.
Penyebab: Batuk rejan, yang disebabkan bakteri pertusis yang menyerang lapisan saluran pernapasan, menyebabkan peradangan parah yang mempersempit bahkan menghalangi saluran udara.
Anak-anak yang belum diimunisasi penuh kemungkinan besar terkena batuk rejan. Namun, bayi muda berisiko paling besar. Pada bayi di bawah enam bulan, batuk mereka mungkin seperti semburan terus menerus yang diakhiri dengan tersedak atau muntah.
Bayi berhenti bernapas sesaat, dan bibir mungkin berubah ungu karena mereka tidak mendapatkan cukup oksigen.
Cara membantu: Hubungi dokter jika Anda mencurigai anak mengalami batuk rejan. Bayi di bawah enam bulan perlu dirawat di rumah sakit. Infeksi diobati dengan antibiotik.
Orang dewasa dan anak-anak lain di rumah tangga mungkin memerlukan antibiotik preventif dan suntikan penguat untuk menghindari sakit. Batuk rejan sangat menular, dan kekebalan mulai berkurang lima tahun setelah imunisasi.
7. Batuk basah dan berdahak
Anak menderita flu selama seminggu dan semakin parah. Batuknya basah dan berdahak, dan napasnya sepertinya lebih cepat dari biasanya.
Penyebab: Pneumonia, di mana virus atau bakteri menyerang paru-paru, menyebabkannya terisi dengan cairan. “Karena anak berusaha mengeluarkan cairan dari paru-parunya, batuk pneumonia cenderung sangat berat,” kata Lonzer.
Cara membantu: Dokter mendiagnosa pneumonia dengan pemeriksaan fisik, tetapi mungkin memerlukan pemeriksaan rontgen. Tes saturasi oksigen dilakukan untuk memeriksa tingkat oksigen yang rendah.
Jika dokter menentukan dari hasil tes bahwa penyebab pneumonia adalah bakteri, dia akan meresepkan antibiotik.
Sedangkan virus pneumonia sembuh dengan sendirinya. Pneumonia biasanya dapat dirawat di rumah, tetapi jika batuk parah, anak mungkin perlu tinggal di rumah sakit selama beberapa hari.
Beberapa pereda batuk sederhana antara lain:
Minum banyak air
Aspirator hidung
Sup ayam
Alat pelembap udara